Nama: Adityo Kristianto
Kelas: 3ap10
Kelas: 3ap10
NPM: 10514330
Ada tiga teknik pengembangan SDM, yaitu job enlargement, job enrichment, dan sosiotechnical job design.
Yang pertama, Job
Enlargement adalah memperluas isi pekerjaan secara horisontal, mengurangi
spesialisasi. Motivasi melalui job
enlargement adalah memberikan tugas dan tanggung jawab lebih besar pada
karyawan. Namun ini dalam bentuk kuantitas. Misalnya, seorang tenaga
telemarketing, diminta untuk melakukan panggilan lebih banyak lagi.
Yang kedua, Job enrichment,
menurut Frederick Herzberg (1923-2000), psikolog klinis Amerika dan perintis Job Enrichment. Job enrichment berakar dari teori yang dikemukakan oleh Herzberg
yaitu Teori Dua Faktor. Menurut dua dimensi yang berkontribusi terhadap
perilaku karyawan di tempat kerjanya, yaitu faktor intrinsik (motivasi/human being) dan faktor ekstrinsik
(hygiene).
Faktor intrinsik (motivator) merupakan faktor-faktor yang
berkaitan dengan kepuasan kerja (job
satisfaction) & motivasi. Contoh: prestasi, pengakuan, tanggung jawab.
Faktor Ekstrinsik (faktor hygiene) merupakan faktor-faktor yang berkaitan
dengan ketidakpuasan kerja (job dissatisfaction). Disebut ‘hygiene’ karena
tidak menimbulkan motivasi kerja. Contoh: kondisi kerja, gaji, hubungan dengan
atasan. Jika faktor intrinsik terpenuhi, maka akan timbul kepuasan (satisfaction). Jika tidak terpenuhi,
akan timbul kondisi tidak adanya kepuasan (no
satisfaction). Jika faktor ekstrinsik terpenuhi, akan timbul kondisi tidak
adanya ketidakpuasan (no dissatisfaction).
Jika tidak terpenuhi, akan timbul kondisi ketidakpuasan (dissatisfaction). Jadi, untuk memotivasi karyawan, atasan sebaiknya
memakai motivator atau faktor intrinsik karyawan.
Singkatnya, job enrichment menambah pekerjaan dalam hal kualitas,
atau kompleksitasnya. Misalnya, seorang teknisi yang biasanya menangani mesin,
kemudian ditugaskan untuk menangani mesin baru yang lebih kompleks.
Yang ketiga, Pandangan Socio-technoical
Job Design dari oraganisasi adalah pandangan sistem yang menekankan
perlunya kesesuaian antara manusia dan komponen teknologi dalam sebuah
organisasi (Trist & Bamforth, 1951). Dalam pandangan ini, job design dan organisasi sosial
tergantung pada teknologi kerja sampai batas tertentu. Aplikasi yang paling
terkenal dari strategi socio-technical
adalah salah satu yang dihasilkan dari serangkaian percobaan di pabrik
Saab-Scania di Swedia pada akhir tahun 1960. Saab menggunakan desain sociotechnical, tetapi keberhasilan
program ini menyebabkan sejumlah perusahaan lain untuk mengadopsi
prinsip-prinsip ini.
Sociotechnical
tim desain pekerjaan sering citied sebagai bentuk pengayaan pekerjaan, tetapi
juga mewujudkan prinsip-prinsip dasar pekerjaan pembesaran-tugas berbagai dan
keterlibatan individu dengan pekerjaan yang harus dilakukan pada tingkat yang
bermakna.
Referensi: http://the-power-of-blue.blogspot.co.id/2009/11/job-enrichment.html
Hariandja, E. T. M. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Grasindo
Referensi: http://the-power-of-blue.blogspot.co.id/2009/11/job-enrichment.html
Hariandja, E. T. M. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Grasindo